Konnichiwa minnsan....
Ketika gue menulis postingan ini, brarti gue adalah seorang mahasiswa. Yap, benar sekali! sekarang gue sudah menjadi seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Jakarta. Di Jakarta ini gue kuliah mengambil jurusan Bahasa Jepang. Sebenernya sih gue nggak terlalu excited banget, secara gue tuh udah pernah les bahasa Jepang dan jujur, udah mulai bosen sama Jejepangan. Sebenernya gue minat banget sama sastra Jawa, dan gue emang lagi tertarik sama semua hal berbau Jawa.
Sebelum daftar di Kampus swasta ini, gue udah mencoba semua jalur pendaftaran menuju perguruan tinggi negri. Tetapi apa mau dikata, tangan tak sampai gue tidak lulus semua jalur seleksi itu. Gue sempet ngerasa, apa mungkin gue terlalu bodoh untuk menjadi mahasiswa perguruan tinggi negri, atau emang gue nya aja yang ditakdirkan masuk perguruan tinggi swasta. Sampai saat ini gue cuma bisa menerima takdir.
Setelah nggak lulus di semua perguruan tinggi negri itu gue daftar perguruan tinggi swasta, cuma satu tujuan gue. Alhamdulillah gue masuk langsung tanpa seleksi dan langsung mendapat beasiswa satu tahun. Seperti dipermudah jalan gue sama Allah.
Finally sekarang gue hidup sebagai Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang. Setidaknya tidak terlalu melenceng dari jalurlah pilihan gue ini. Jadi yaaaa Sastra Jawa hanya anganku semata. Setelah hidup sebagai Mahasiswa, gue ngerasa jauh lebih santai dari sebelumnya. Gue ga perlu beli buku paket (meskipun ada beberapa dosen yang mewajibkan untuk memiliki buku pegangan), belajarpun hanya di kampus saja, di kosan sudah tidak terlalu memikirkan materi. FYI sekarang gue ngekost di Jakarta, deket Kampus.
Rasa santai gue itu, menjadi-jadi dan akhirnya gue kewalahan ketika menjelang UTS. Ternyata materi banyak banget, belum lagi dosen yang jarang masuk itu menyebabkan kita kurang pemahaman terhadap bayak materi. Dosen hanya memberi materi dan kitalah yang harus mencerna tiap kata dalam materi itu. Jujur itu bener-bener penyiksaan buat gue. Selama ini gue ga pernah belajar seperti itu.
Ketika UTS berlangsung, gue cuma bisa berdo'a supaya nilai gue ga terlalu parah-parah banget lah. Seminggu setelah UTS, nilai sudah muncul di web. Dengan hati berdebar gue membuka nilai-nilai gue itu. Menyedihkan, ada satu matkul yang bikin gue down banget "LIP". Pelajaran dari inti seorang pendidik. Apalagi itu matkul dengan 3 SKS. itu bener-bener bikin gue down banget.
Sejak saat itu, gue mau bersungguh-sungguh dengan semua mata kuliah ini. Nggak akan ada malas-malasan lagi. Kuliah itu justru gabisa dibikin santai....
0 komentar